Hallo Mom, ada yang punya pengalaman
sama ga kalo anaknya cuma punya testis satu?. Beneran cuma punya satu atau
memang ternyata testis nya belum turun satu ke skrotumnya??. Kalo ada yang
belum tau testis dan skrotum itu yang mana, kita bahas satu-satu yah mom.
Testis atau biasa disebut sebagai pelir
atau biji kemaluan adalah organ berbentuk oval yang berada di dalam kantung di
sebelah kanan dan kiri bagian belakang penis. Tugas utama dari testis adalah
untuk memproduksi dan menyimpan sperma serta memproduksi testosteron.
Testosteron adalah hormon pria yang bertanggung jawab untuk seluruh perubahan
pada tubuh yang terjadi selama masa pubertas. Sedangkan skrotum atau kantung
pelir adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang membungkus testis atau
buah zakar.
Naah, sekarang aku coba sharing
pengalaman aku yah mom, semoga bermanfaat.
Waktu tanggal 6 April 2014 telah lahir
jagoanku, Rajata, jam 11 siang di bidan dekat rumahku. Waktu sebelum melahirkan
kondisi usia kehamilan aku 36 minggu 5 hari. Setau aku dari ilmu keperawatan
maternitas yang dulu aku dapet pas kuliah, kalo usia kehamilan itu matang di
usia minimal 37 minggu, dengan maksimal 42 minggu. Karena pada usia itu janin
telah memiliki ukuran maupun juga kematangan yang sudah siap dilahirkan. Bukan
hanya itu, organ-organ tubuhnya juga sudah terbentuk secara sempurna, antara
lain adalah dengan adanya ginjal, hati, dan paru.
Semakin ilmu berkembang, ada sumber lain
‘ACOG’ menyatakan bahwa persalinan cukup
umur adalah saat janin berusia 39-40 minggu di dalam kandungan. “Persalinan
yang direncanakan melalui operasi Caesar atau dengan induksi yang tidak
disertai indikasi medis sebaiknya tidak terjadi di usia kehamilan di bawah 39
minggu. Perbedaan beberapa hari saja sangat berarti untuk masa depan ibu dan
bayi.” jelas Dr Jeffrey Ecker, dari Massachusetts General Hospital seperti
dikutip oleh situs Daily Mail.
Kaka lahir sehat di bidan dekat rumahku,
dengan berat badan 2,4 kg, tinggi badan 47cm. Kita lihat berat badan normal
menurut WHO.
Berat badan normal bayi baru lahir
berbeda antara bayi laki-laki dan perempuan.
·
Bayi yang berada antara batas normal
bawah dan batas normal atas (Laki-laki: 2.5 s/d 3.9 kg / Perempuan: 2.4 s/d 3.9
kg) termasuk dalam berat badan normal sesuai usianya.
·
Bayi yang beratnya berada di bawah batas
normal bawah (Laki-laki: < 2.5 kg / Perempuan: < 2.4 kg) termasuk
underweight(berat badan kurang)
·
Bayi yang beratnya berada di bawah nilai
underweight (Laki-laki: < 2.1 kg / Perempuan: < 2 kg) harus memperoleh
penanganan dari dokter(kemungkinan besar terjadi gizi buruk)
·
Bayi yang beratnya berada di atas batas
atas normal termasuk overweight (Laki-laki: > 4.4 kg / Perempuan: > 4.2
kg)(kelebihan berat badan). Lakukanlah diet untuk menurunkan berat badan.
·
Bayi yang beratnya berada di atas nilai
overweight (Laki-laki: > 5 kg / Perempuan: > 4.8 kg) harus diwaspadai
sebagai gejala obesitas
Oke, aku ambil kesimpulan kalo berat
badan kaka termasuk Underweight, alias berat badan kurang. Mungkin penyebabnya
karena kaka lahirnya lebih cepat 23 hari dari tafsiran lahir, dengan usia
kehamilan kurang dari 37 minggu. Padahal aku udah begitu ketakutan berat badan
anaknya besar saat lahir, jadi berusaha ng’rem makan banyak yang manis-manis,
termasuk es krim, supaya bisa lahiran normal, jadi ga susah
ngeluarinnya,,hihii.. Eh taunya lebih cepet kaka nya pengen keluar dari
perutnya.
Saat kaka udah keluar, dimandiin, terus
dicek kelengkapan semua fisiknya sama bidannya. Bersyukur banget kalo bidannya
jeli, mendetail semuanya dicek. Bidannya langsung ngedeketin bayinya ke badan
aku, terus bilang kalo kaka ada kayak tanda item kecoklatan di bagian tangan
dan perut, tapi biasanya bakalan ilang sendiri. Dan memang bener, sekarang udah
ga ada tanda hitamnya di badannya, paling sisa tanda lahir aja. Naah untuk
bagian testis, ibu bidannya bilang kalo satu testis kaka yang sebelah kanan
belum turun, aku agak panik sih, tapi bidannya berusaha nenangin katanya nanti
juga bisa turun sendiri. Mudah-mudahan aja yaah harapan aku anak bisa sehat
lengkap sempurna.
Kaka imunisasi setiap bulan jadwalnya ke
bidan, sambal dicek juga kondisi fisik kaka, termasuk testisnya. Ternyata bulan
1-2 belum turun aja, naah bulan ke 3 udah mulai keliatan ada, cuma aku nya ga
pede karena belum dicek bidan lagi. Cuma pas kaka 6 bulan, pas udah mulai
makan, kaka nya mulai ririwit sakit, waktu itu demam beberapa hari. Aku putusin
buat ke dokter anak, Prof. dr. Dadang, Sp.A di RS. Limijati. Sambil konsul
tentang demamnya, tentang nutrisi makannya juga, aku konsul sekalian tentang
testisnya. Ternyata kata dokternya pas dipegang udah ada, udah lengkap dua-duanya.
Waah terharu dan ngerasa lega banget, paniknya juga langsung ilang. Soalnya
secara testis itu masa depan buat anak laki-laki, terkait dengan kesuburannya.
Yuuk kita cari tau dulu apa itu testis
turun? Kenapa sih bisa testis ga turun?
§ Testis tidak turun (kriptorkismus)
atau undescended testicle
adalah kondisi testis yang belum pindah
ke posisi yang tepat dalam kantong kulit yang tergantung di bawah penis atau
skrotum. Biasanya hanya satu testis yang terkena, tetapi sekitar 10% dari kasus
yang terjadi, kedua testis tidak turun. Apa penyebabnya dan apakah berbahaya?
§ Apakah bahaya jika testis tidak
turun?
Testis yang tidak turun cukup umum
terjadi pada bayi laki-laki yang lahir prematur atau lahir dengan kondisi tubuh
sangat kecil. Dokter tidak benar-benar tahu apa yang menyebabkannya. Kondisi
ini umumnya terjadi karena faktor turunan.
Tahukah mom testis tidak turun sangat
erat berkaitan dengan kesuburan? Hal ini karena testis merupakan kelenjar
berbentuk telur yang menghasilkan spermatozoa. Testis tumbuh dan membesar di
dalam perut, dekat ginjal.
Normalnya, sesaat sebelum bayi lahir,
testis akan turun ke skrotum atau kantung buah zakar. Mengapa testis harus
turun ke dalam kantung buah zakar dan apa akibatnya jika tidak turun?
1)
Gangguan
kesuburan
Testis yang tidak turun akan
mengakibatkan gangguan kesuburan. Penelitian menunjukkan, jika hanya satu
testis yang tidak turun, maka tingkat kesuburan seseorang akan menjadi 80
persen. Kalau dua-duanya tidak turun, maka tingkat kesuburannya hanya 50 persen.
Mengapa? Karena suhu di dalam perut lebih tinggi dari suhu di kantong kemaluan,
maka pembentukan sperma akan terganggu.
2)
Bisa
menyebabkan tumor
Bila testis tidak turun, ia berisiko
akan berkembang menjadi sel ganas atau tumor testis. Karena normalnya testis
harus turun di dalam kantung buah zakar, jika testis tumbuh di tempat lain akan
bisa berkembang menjadi sel ganas.
Selain itu, meski hanya satu testis yang
tidak turun, keadaan ini bisa mempengaruhi testis normal yang berada di
skrotum. Misalnya, salah satu testis tumbuh dalam perut dan tidak turun ke
skrotum, sementara yang satunya normal dan turun ke kantung buah zakar. Testis
yang tumbuh di dalam perut bisa berkembang menjadi sel ganas dan mempengaruhi
testis satunya yang turun normal ke skrotum. Akibatnya, testis yang normal akan
ikut menjadi rusak dan bisa juga terkena risiko kanker.
§ Pengaruh pada anak jika testis
tidak turun
Bahayanya jika testis tetap berada di
dalam perut sampai berusia 12 tahun, maka anak akan tidak bisa memproduksi
sperma seterusnya (mandul). Akibat lain, dampak psikososial yang bisa dialami
anak. Anak yang testisnya tidak turun bisa menjadi minder. Jika anak sudah
besar dan mengerti fungsi testis, anak akan bertanya-tanya, mengapa ia tidak
punya testis.
Dengan adanya risiko-risiko semacam itu,
orang tua memang harus waspada dan sedini mungkin mengetahui apakah si kecil
mengalami kelainan ini atau tidak. Apalagi, penelitian menunjukkan sekitar 3
persen bayi yang lahir normal akan mengalami testis tidak turun. Pada bayi
prematur, kemungkinannya lebih tinggi, bisa 20 sampai 30 persen. Misalnya, bayi
yang lahir prematur pada usia 7 bulan, di usia kehamilan 7 bulan memang belum
waktunya testis turun, sehingga wajar kalau persentasinya lebih tinggi.
§ Penyebab testis tidak turun
Lantas, apa yang menjadi penyebab testis
tidak turun? Hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, sampai saat
ini diduga ada dua penyebab utama, yakni karena kekurangan hormon dan ada
semacam fiber atau serat yang menghambat turunnya testis. Testis yang
seharusnya mulai turun ke kantung buah zakar pada saat janin berusia 7 bulan,
bila ternyata tidak turun setelah bayi lahir, maka masih bisa ditunggu sampai
bayi berusia 9 bulan. Sebagian besar, sekitar 75 persen bayi cukup bulan dan 90
persen bayi kurang bulan dengan kriptorkismus akan sembuh sendiri.
Secara fisiologis, testis masih bisa
turun dengan sendirinya sampai bayi berusia 9 bulan. Biasanya akan diobservasi
saat anak berusia 3 bulan, 6 bulan, dan 9 bulan, apakah testisnya sudah turun.
Kalau sampai berusia 9 bulan testis tidak turun, biasanya tidak akan turun lagi
dan harus diobati.
§ Ciri-ciri testis tidak turun
Gejalanya sendiri memang tidak mudah
dideteksi. Anak tidak merasa sakit dan tidak ada keluhan apa-apa. Jadi, memang
susah untuk mendeteksinya. Apalagi mengharapkan anak yang melaporkan ada
‘sesuatu’.
Karenanya, biasanya setelah bayi
laki-laki lahir, dokter harus memastikan apakah testisnya sudah turun. Ini
harus dipastikan dan harus memberi tahu orang tua anak.
Kalau ternyata testis belum turun,
dokter juga sebaiknya memberi tahu bahwa masih mungkin turun sampai anak
berusia 9 bulan. Orang tua pun bisa mencurigai keadaan testis anaknya, apakah
sudah atau belum turun.
Dikatakan belum turun jika skrotumnya
tampak rata. Harusnya ada seperti tonjolan, meski testis anak belum turun
seperti pada orang dewasa. Jika memang kecil atau rata, sebaiknya curiga
jangan-jangan testis tidak turun.
Jangan anggap sepele, kita sebagai orang
tua harus mengupayakan kesehatan anak kita. Memang panik akan selalu muncul
setiap ada masalah pada anak, tapi kita harus berusaha lebih tenang, terus bisa
bertanya dengan orang yang punya pengalaman yang sama atau cari tahu di
internet pun ga ada salahnya. Kalopun belum ada jawaban yang memuaskan, bisa tanya
langsung ahlinya, misalnya dokter anak, atau ahli terkait lainnya. Silahkan
saling sharing yah mom & tinggalkan komentar. Nuhun ^^
REFERENSI
:
________.
“Pergerakan Janin Menjelang Proses Kelahiran | Janin Usia 9 Bulan Masih Aktif
Bergerak”.
https://ibubidan.com/1256-pergerakan-janin-menjelang-proses-kelahiran.html .
(diakses pada tanggal 12 Maret 2018)
Panduanibu.
___. “Berat Badan & Tinggi Normal Bayi Baru Lahir”.
http://www.panduanibu.com/bayi-0-bulan-normal/ (diakses pada tanggal 12 Maret
2018)
Yuliati
Iswandiari. (2017). ” Apa Penyebab Testis Tidak Turun? Apakah Kondisi Ini
Berbahaya?. https://hellosehat.com/hidup-sehat/seks-asmara/testis-tidak-turun/
(diakses pada tanggal 12 Maret 2018)
_______.
“Waspadai Testis Tidak Turun Pada Bayi Laki-laki”.
https://id.theasianparent.com/waspadai-testis-tidak-turun-pada-bayi/ . (diakses
pada tanggal 12 Maret 2018)
Mother
and baby. 2013. “Edukasi Kematangan Janin”.
https://www.motherandbaby.co.id/article/2013/12/6/1274/Edukasi-Kematangan-Janin.
(diakses pada tanggal 12 Maret 2018)
Adinda
Rudystina. 2014. “9 Fakta Seputar Testis yang Mungkin Belum Anda Tahu”.
https://hellosehat.com/hidup-sehat/seks-asmara/fakta-seputar-testis// (diakses
pada tanggal 24 Juli 2018)







0 komentar:
Posting Komentar