Senin, 20 Agustus 2018

ANAK DIARE APA HARUS SAMPAI DIRAWAT INAPKAH DI RS?


Hayy para mommy, pernah ngerasain panik karena anak diare ga? Selain diare ada demam jugakah? Aku termasuk mommy yang ngalamin itu dan anaknya harus dirawat di RS.
Jadi waktu itu kaka usia 9 bulan demam dan diare selama 3 hari, setiap harinya pup 5x bahkan lebih dalam sehari, bentuknya cair. Akhirnya aku bawa ke dokter BPJS, lumayan manfaatin asuransi kesehatan yang dikasih dari kantor, walo memang jauh sih dibanding domisili rumahnya. Rumahnya di Kiaracondong harus ke Klinik Kesehatan daerah jalan Titiran dekat Gasibu. Cuma tetep dicoba aja ke klinik itu.
Berhubung di klinik nya ga ada dokter spesialis anak, otomatis periksanya ke dokter umum. Waktu itu dokter nanya tentang riwayat awal mulanya sakit terus diperiksa kayak biasa, termasuk pegang perutnya, keliatan banget ada kembungnya juga. Setelah diperiksa, dikasih resep obat diare nya cuma 1 macem, bentuknya udah sirup, diliat kemasannya sih memang obat khusus untuk diare. Aku lupa nama obatnya apa, yang pasti bukan antibiotik sih aku liat kandungannya, kayak semacem obat untuk menyumbat supaya ga BAB lagi.
Dicoba obatnya selama 2 hari, anaknya susah banget dikasih obatnya, tapi tetep aja dipaksa gimana caranya. Cuma setelah 2 hari dicoba itu, ko ga ada perubahannya yaah, masih aja diare dan masih aja demam. Selain obat itu, dicobain juga dikasih oralit, yang serbuk warna orange rasa jeruk, aku masukin ke dalem dot. Tapi anak tau aja yah rasanya beda, cuma diminum sesedot aja kayaknya,hhehee.
Langsung diinfus di UGD, menungu pindah ke Ruangan Rawat Inap
Panik juga pas tahun baru, tanggal 1 Januari karena klinik-klinik pada tutup, tanggal merah. Anaknya belum ada perubahan kondisinya, akhirnya aku putusin buat bawa langsung ke UGD, karena demamnya udah 5 hari totalnya, dan saat itu demamnya sampe 40◦C. Paling ditakutinnya adalah anak dehidrasi dan bisa kejang.
Setelah diperiksa oleh dokter UGD, anaknya diambil darah, dan memang leukositnya tinggi, jadi memang ada radang. Karena perlu juga cairan tambahan dan pemeriksaan tambahan seperi pemeriksaan fesesnya, mau ga mau anaknya harus dirawat. selama 2 hari, gak apa-apalah yang penting anak sembuh.
Naah waktu pas visit dokter pertama dokter langsung lihat kondisi perutnya karena diarenya, tapi dokter juga komentar, “anaknya hernia umbilikalis Bu, harus ke dokter bedah anak, kebetulan di sini udah gak ada dokter bedah anak, dikonsulin dulu aja.” Makin dilema dengan anak yang juga hernia umbilikalis. Boleh dibaca juga sharing aku tentang, “UDEL/ PUSAR BODONG ITU TERNYATA HERNIA UMBILIKALIS”.
Balik lagi ke cerita diare, waktu dirawat itu kaka diperiksa fesesnya buat liat apakah ada kelainan seperti lendir, bakteri, virus, atau mungkin amoeba di dalam fesesnya. Karena untuk memastikan penyebab pasti diare nya. Cara ambil sampelnya cukup sesendok kecil yang diberikan yah mom, ga perlu penuh sesuai tabung yang dikasih. Berhubung anaknya sering BAB jadi gampang ambil sampelnya. Setelah hasilnya keluar, ternyata memang ada bakteri & leukosit di fesesnya yang menandakan ada peradangan di perutmya yang menyebabkan anaknya diare.
Anaknya pun akhirnya dikasih antibiotik lewat infusan, lupa nama antibiotiknya apa. Tapi memang setelah dikasih antibiotik 2x. demamnya mulai turun, frekuensi untuk BAB nya pun berkurang, yang sebelumnya 5-6x jadi berkurang 3x/hari. Sampe hari berikutnya, kondisi kaka semakin baik, demamnya hilang & frekuensi fesesnya kembali normal.
Setiap pagi di RS juga kaka selalu ditimbang untuk memastikan kaka ga kehilangan berat badan karena diare. Justru karena diguyur terus cairan infus, Kaka jadi makin keliatan montok, kalo liat sapi mah kayak sapi gelonggongan, wkwkwkwk.
Akhirnya setelah visit dokter hari kedua liat kondisi kaka membaik, dokter langsung ACC kaka pulang.
Ini pertama kalinya kaka dibawa ke UGD dan dirawat di RS. Harapannya sih mudah-mudahan bisa sehat seterusnya. Amiin..
Kalo yang pengen tau lebih jelas tentang diare, yuuk kita liat penjelasannya di bawah ini yah.
Kapan disebut diare ?
Anak dinyatakan menderita diare bila buang air besarnya “lebih encer” dan “lebih sering” dari biasanya. Tinja anak diare dapat mengandung lendir dan darah, tergantung pada penyebabnya. Gejala ikutan lainnya adalah demam dan muntah. Kadangkala gejala muntah dan demam mendahului gejala mencretnya . Penyebab diare akut ( diare mendadak) tersering adalah karena VIRUS , khas berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah atau lendir, dan berbau asam.

Penyebab diare :
   Virus (penyebab diare tersering – dan umumnya karena Rotavirus) gejala : Berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir, berbau asam.
   GE ( flu perut) terbanyak karena virus.
   Bakteri –  Berak2 dengan darah/lendir , sakit perut. —-Memerlukan antibioka sebagai terapi pengobatan.
   Parasite(Giardiasis) – Berak darah+/- dan lendir, sakit perut.——perlu antiparasite
   Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka – Bila diare terjadi saat anak sedang dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda.
   Alergi susu,- diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu tersebut , biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi.
   Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain ; misalnya infeksi saluran kencing, infeksi telinga, campak dll.

Penularan penyakit diare :
   Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
   Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan tangan/ mainan / apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.
   Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar
   Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.
   Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.

Gejala yang timbul akibat penyakit diare
Karena terjadinya mencret dan muntah yang terus menerus, pada awalnya anak akan merasa haus karena telah terjadi dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) ringan. Bila tidak ditolong, dehidrasi bertambah berat dan timbullah gejala-gejala: anak tampak cengeng, gelisah, dan bisa tidak sadarkan diri pada dehidrasi berat. Mata tampak cekung, ubun-ubun cekung (pada bayi), bibir dan lidah kering, tidak tampak air mata walaupun menangis, turgor berkurang yaitu bila kulit perut dicubit tetap berkerut, nadi melemah sampai tidak teraba, tangan dan kaki teraba dingin, dan kencing berkurang. Pada keadaan dehidrasi berat nafas tampak sesak karena tubuh kekurangan zat basa (menderita asidosis). Bila terjadi kekurangan elektrolit dapat terjadi kejang.

Prinsip pengobatan diare
Penyakit diare dapat mengakibatkan kematian bila dehidrasi tidak diatasi dengan baik dan dapat mencetuskan gangguan pertumbuhan (kurang gizi) bila tidak diberikan terapi gizi yang adekuat. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh sendiri (self limiting disease) asalkan dicegah terjadinya dehidrasi yang merupakan penyebab kematian. Oleh karena itu, prinsip pengobatan diare adalah:
   Rehidrasi: mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut (minum) maupun melalui infus (pada kasus dehidrasi berat).
  Pemberian makanan yang adekuat: jangan memuasakan anak, pemberian makanan seperti yang diberikan sebelum sakit harus dilanjutkan, termasuk pemberian ASI. Pada diare yang ringan tidak diperlukan penggantian susu formula.
   Pemberian obat seminimal mungkin. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh tanpa pemberian antibiotik dan antidiare. Bahkan pemberian antibiotik dapat menyebabkan diare kronik.
** Boleh saling sharing dan tinggalkan komentar yaah mom ^^

REFERENSI :
Najwa Kayra Elvaretta.____. “Diare Pada Anak dan Askep Diare”. https://nurkayat.wordpress.com/ratna/diare-pada-anak-dan-askep-diare/ (diakses tanggal 06 Juli 2018)

0 komentar:

Posting Komentar